Selasa, 29 September 2015

PENGARUH GEJALA PSIKIS DENGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN---mata kuliah Psikologi Pendidikan

PENGARUH GEJALA PSIKIS DENGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Makalah sebagai pemenuhan tugas terhadap mata kuliah Psikologi Pendidikan









Disusun Oleh :
Tia Aulia


Dosen Pembimbing :
                                                          Noor Hidayah, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH
AL MA’HAD AL ‘ALY BAITUL HALIM

BEKASI
2015


KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, karena atas limpahan karunia dan rahmat dari-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini. Salawat dan salam semoga selalu diberikan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, penuntun jalan kebenaran teladan bagi umat dan rahmat bagi seluruh alam. Salam dan doa semoga terlimpah juga kepada keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
            Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1.        kedua orang tua Penulis yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil;
2.        Ibu Noor Hidayah S.Pd., M.Pd., selaku dosen  pembimbing;
3.        Pihak-pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan berupa literatur-literatur yang menjadi rujukan dan referensi;
sehingga dapat  tersusunnya  makalah  yang berjudul  " Pengaruh Gejala Psikis Dengan Psikologi Pendidikan. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita semua dalam mempelajari dan memahami tentang pengaruh gejala psikis dengan Psikologi Pendidikan .
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyenyempurnaan tugas ini. Penulis berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat. Aamiin.

                                                                                                Bekasi, September 2015

                                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI
    
KATA PENGANTAR………...........………………………………………….     i
DAFTAR ISI..…………….……………..…………………….………………     ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  latar Belakang…………………………………………………...................       1
B.  Rumusan Masalah………………………………………………………….       1
C.  Tujuan Penulisan………………………………………………………….. .      2
BAB II PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN MANUSIA NORMAL…………………………………...      3           
B.  GEJALA PSIKOLOGIS…………………………………………………...      4
C.      PEMBAGIAN KELOMPOK DAN GEJALA GEJALA KEJIWAAN
MANUSIA NORMAL…………………………………………………...       5
1.   Gejala Kognisi……………………………………………………….          5
2.   Gejala Emosi…………………………………………………………         8
3.   Gejala Konasi (Kehendak)………………………………………….           9
4.   Gejala Campuran……………………………………………………           11
D.  PENGARUH GEJALA PSIKIS DENGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN     12
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan………………………………………………………………..        18
B.  Saran………………………………………………………………….........         18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………      19


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
              Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku. Tingkah laku siswa sendiri dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Apa yang hendak di selidiki oleh psikologi ialah segala sesuatu yang dapat membarikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat/berlaku demikian, apa yang mendorongnya, berbuat demikian, apa maksud dan tujuannya ia berbuat demikian.
Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jadi, dari tingkah laku itulah orang dapat mengetahui jiwa seseorang dan tingkah laku merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar. Pernyataan jiwa itu kita namakan gejala-gejala jiwa, diantaranya mengamati, menanggapi, mengingat, memikirkan, dan sebagainya. Dari itulah orang kemudian membuat defenisi : ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian manusia normal?
2.      Bagaimana pembagian kelompok dan gejala gejala kejiwaan manusia normal?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian manusia normal.
2.      Untuk mengetahui pembagian kelompok dan gejala gejala kejiwaan manuisa normal.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN MANUSIA NORMAL
              Dalam kehidupan nyata pada dasarnya manusia  menyadari bahwa perilakunya akan menimbulkan akibat.  Dibandingkan makhluk lain manusia mampu berfikir dan meningkatkan sifat adaptif dengan cara-cara yang masuk akal. Maka, Manusia normal merupakan  manusia yang memiliki kesadaran diri, merenungkan masa lalu, masa depan, kehidupan, kematian serta manusia yang memiliki rasa moral, dalam artian manusia adalah makhluk yang beretika. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. (GG.Simpson). Ciri-ciri individu yang normal atau sehat (Warga, 1983) pada umumnya adalah sebagai berikut :
1.      Bertingkah laku menurut norma-norma sosial yang diakui.
2.      Mampu mengelola emosi.
3.      Mampu mengaktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
4.      Dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial.
5.      Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntut tingkah lakunya.
6.      Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
7.      Mampu belajar dari pengalaman.
8.      Biasanya gembira.
Harber dan Runyon (1984), menyebutkan sejumlah ciri individu yang bisa dikelompokkan sebagai normal adalah sebagai berikut :
1.      Sikap terhadap diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri apa adanya, memiliki identitas diri yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekukarangan diri sendiri secara realitis.
2.      Persepsi terhadap realita. Pandangan yang realistis terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya.
3.      Integrasi. Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas dari konflik-konflik batin yang mengakibatkan ketidakmampuan dan memiliki toleransi yang baik terhadap setres.
4.      Kompetensi. Mengembangkan keterampilan mendasar berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional, dan sosial untuk dapat melakukan koping terhadap masalah-masalah kehidupan.
5.      Otonomi. Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab, dan penentuan diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh soaial.
6.      Pertumbuhan dan aktualisasi diri. Mengembangkan kecenderungan kearah peningkatan kematangan, pengembangan potensi, dan pemenuhan diri sebagai seorang pribadi.
7.      Relasi interpersonal. Kemampuan untuk membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim.
8.      Tujuan hidup. Tidak terlalu kaku untuk mencapai kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistis dan masih didalam kemampuan individu.

B.       GEJALA PSIKOLOGIS
              Sebelum kita membahas tentang apa yang dimaksud gejala psikologis, tentu kita perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian psikologi itu sendiri. Pengertian psikologi dapat kita simpulkan dengan cara menguraikan kata psikologi itu sendiri. Psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu “psyce” yang dalam bahasa Indonesia berarti “jiwa” dan “logos” yang berarti “ilmu pengetahuan”.Jadi psikologi adalah ilmu yang mepelajari tentang jiwa.Namun dalam perkembangan selanjutnya lebih menekankan pada istilah psikologi yang lebih ilmiah (berobjek, bermetode, bersistem, dan berlaku universal), dan cakupan ilmu psikologi lebih sempit dari ilmu jiwa (etimologi). Sehingga pengertian psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu dan kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan dalam bentuk tingkah laku terbuka dan tertutup. Dari pengertian psikologi diatas, maka dapat kita ketahui bahwa gejala psikologis adalah gejala yang timbul akibat dari aktifitas tingkah laku manusia dengan lingkungan dalam bentuk terbuka dan tertutup, serta individu maupun kelompok.

C.   PEMBAGIAN KELOMPOK DAN GEJALA GEJALA KEJIWAAN MANUSIA NORMAL
                     Pada tiap individu manusia yang normal pada umumnya memiliki gejala-gejala kejiwaan atau pernyataan-pernyataan jiwa yang secara garis besarnya dalam psikologi umum dibagi menjadi 4, diantaranya :
1.        Gejala Kognisi
Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.
Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencerminkan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya kemampuan anak untuk mengingat angka dari 1-10, atau kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan menilai perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kognisi maka berkembanglah psikologi kognitif yang menyelidiki tentang proses berpikir manusia.
 Gejala kognisi meliputi :
a.        Pengamatan
Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah  fenomena  berdasarkan  pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
       Proses-proses pengamatan adalah sebagai berikut:
1)        Penglihatan
2)         Pendengaran
3)        Rabaan
4)        Pembauan (penciuman)
5)        Pengecapan
b.          Tanggapan
Yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan.
c.         Ingatan
Ingatan adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakannya sebagai sumber informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut.
Pada dasarnya ingatan dapat dibagi dua kategori yaitu ingatan eksplisit dan implisit.
Ingatan ini dipengaruhi oleh :
1)        Sifat perseorangan.
2)        Keadaan diluar jiwa kita (alam sekitar, keadaan jasmani, dan sebagainya).
3)        Keadaan jiwa kita. (kemauan, perasaan dan sebagainya).
4)        Umur kita.
Gangguan – gangguan ingatan ini banyak sekali. Dapat kita iktisarkan sebagai berikut :
1)        Lupa, Lupa ialah peristiwa tidak dapat mereproduksikan tanggapan – tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal – hal yang pernah diketahui, tidak dapat di ingat kembali atau dilupakan.
2)        Amnesia ialah peristiwa tidak dapat mereproduksi tanggapan – tanggapan kita, karena ingatan kita tidak sehat. Misalnya karena geger otak.
3)        Deya Vu ialah suatu peristiwa seakan-akan sudah pernah kenal sesuatu yang sebenarnya belum. (pengenalan tipuan).
4)        Jamais Vu ialah peristiwa seakan-akan belum pernah kenal kepada sesuatu yang sebenarnya suda. (lupa tipuan).
5)        Depersonalis ialah suatu peristiwa, seseorang tidak mengenal dirinya sendiri. Misalnya : seseorang berbuat sesuatu. Waktu ia ditegur, ia tidak dapat mengakui bahwa itu perbuatannya. Dan dikatakan bahwa itu perbuatan orang lain.
6)        Derealis ialah sesuatu peristiwa seseorang merasa asing didalam alamnya yang real, yang sebenarnya. Misalnya : orang yang sedang naik kapal sungguh, ia merasa itu hanya permainan saja. Lalu ia terjun ke laut, dan sebanarnya. Ada kemungkinan orang ini meninggal karena perbuatannya itu.
d.        Fantasi
Fantasi dapat dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil.
Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1)        Fantasi disadari (disengaja).
2)        Fantasi tidak sadar (tidak disengaja).
e.       Berfikir
Terdapat dua kesimpulan arti mengenai berfikir, yaitu:
1)        Berfikir itu adalah aktivitas.
2)        Berfikir itu sifatnya ideasional.
Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan proses atau jalannya.
Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada empat langkah, yaitu:
1)        Pembentukan pengertian.
2)        Pembentukan pendapat dan
3)        Penarikan kesimpulan.
4)        Psikologi Fikir
f.       Intuisi
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba datang dan diluar kesadaran. Misalnya, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku, ternyata, didalam buku itu ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun.

2.         Gejala Emosi
a.         Beberapa pengertian Emosi :
Menurut Crow & Crow, emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment ( penyesuaian dari dalam ) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.
Menurut William James, emosi yaitu kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya.
Sementara itu, Chaplin (1989) dalam “Dictionary of Psikology”mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku
Dengan demikian, emosi adalah suatu respon terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologi disertai perasaan yang kuat biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
b.        Bentuk-bentuk Emosi
Meskipun emosi sedemikian rupa kompleksnya, namun Daniel Glomen (1995) sempat mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu:
1)      Amarah; di dalamnya meliputi beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis.
2)      Kesedihan, di dalamnya meliputi, pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.
3)      Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan pobia.
4)      Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, takjub, terpesona, puas, rasa
5)       terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania.
6)      Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih saying.
7)      Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, dan terpena.
8)      Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.
9)      Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

3.        Gejala Konasi (Kehendak)
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Untuk mempermudah mempelajarinya maka gejala kehendak dibagi atas dorongan, keinginan, hasrat, kecenderungan dan hawa nafsu.
a.    Dorongan ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung di luar kesadaran manusia
b.    Keinginan yaitu nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Kalau dorongan sudah menuju kearah tujuan yang nyata/kongkret dan tertentu, misalnya disitu akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek tertentu maka nafsu itu disebut keinginan.
c.    Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.
       Para penulis Psikologi pada umumnya meninjau pada hakikatnya sumber timbulnya kemauan dalam 2 kategori. Bagi yang condong pada hakikat fisik melahirkan teori yang bercorak “biologis” sedang para ahli yang condong pada hakekat psikis, melahirkan teori yang bercorak Psikologis.
Hasrat yang berpusat pada Biologis/Kejasmanian
       Gejala yang berpusat pada kejasmaniah antara lain :
a)      Tropisme adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak kearah tertentu. Gejala tropisme ini nampak dalam hidup vegetatip dan animal.
b)      Refleks adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang-perangsang dan berlangsung diluar kemampuan.. 
c)      Instink yaitu kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir, tanpa latihan sebelumnya, namun terarah pada tujuan dan dorongan nafsu-nafsu tertentu, tidak disadari dan berlangsung secara mekanis. Contoh : Seekor burung selalu membuat sarangnya selalu dengan cara yang sama,
d)     Automatisme adalah gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak yang terselenggara dengan sendirinya.
e)      Kebiasaan adalah tingkah laku yang sudah distabilkan, yang mana kebutuhan-kebutuhan tertentu mendapat kepuasan karenanya. Disini reflek biasanya berperan dalam pembentukan kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itu berlangsung secara automatis, namun sewaktu-waktu pikiran dan kesadaran bisa difungsikan untuk memberikn pengarahan baru bagi pembentukan kebiasaan baru.
f)       Nafsu adalah dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu.
g)      Kecenderungan ialah hasrat atau kesiapan reaktif yang tertuju pada objek konkrit, dan selalu muncul berulangkali. Kecenderungan sama dengan kecondongan. Kecenderungan dapat menimbulkan dasar kegemaran terhadap sesuatu.
Hasrat yang berpusat pada Psikologis/perbuatan kemauan
a)    Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Maka kemauan lebih tinggi tingkatannya daripada instink, reflek, automatisme, kebiasaan, nafsu, keinginan, kecerendungan. Hal-hal yang mempengaruhi kemauan:
1)        Keadaan Fisik: adalah pengaruh yang berhubungan dengan kondisi jasmani, yakni; sanggup tidaknya, kuat tidaknya untuk melaksankan keputusan kemauan.
2)        Keadaan materi: yaitu bahan-bahan, syarat-syarat dan alat-alat yang digunakan untuk melaksankn keputusan kemauan.
3)        Keadaan Milieu (lingkungan), apakah lingkungan itu sesuai untuk melakukan kemauan itu.
4)        Kata Hati adalah pemegang peranan samangat penting dalam melaksankan kemauan, karena keputusan hati dapat mengalahkan pertimbangan-pertimbangan yang lain.

4.    Gejala Campuran
       Gejala campuran meliputi perhatian, kelelahan dan sugesti
a.    Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap suatu objek , yang mempunyai tugas selektif terhadap rangsangan rangsangan yang mengenai / sampai kepada individu.
Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Perhatian :
1)    Faktor Eksternal
a)         Benda benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar individu
b)        Stimulus
1)        Faktor Internal
a)         Minat dan Keinginan
b)        Perasan
c)         Kebiasaan
b.    Kelelahan adalah isyarat bahwa energi tubuh kita menyusut dan menurun
c.    Sugesti adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan psikis dan segenap perbuatan kita baik perasaan, pikiran maupun kemauan kita yang dapat menggerakkan/menguatkan fikiran.

D.   Pengaruh Gejala Psikis Dengan Psikologi Pendidikan
1.    Perhatian
a.    Upaya mengkonsentrasikan perhatian.
       Aktivitas total dari pada individu dapat dibedakan dalam tiga lapangan konsentris :
1)        Lapangan pusat perhatian dengan kesadaran yang penuh
2)        Lapangan peralihan dengan kesadaran yang diffus (samar-samar).
3)        Lapangan parifeer (batas) dengan ketidak sadaran penuh.
Diantara ketiga lapangan itu tidak terdapat batas-batas yang tegas. Jadi luas sempitnya lapangan itu juga tidak tetap, pada lapangan pusat perhatian misalnya terjadi perbedaan luas pada waktu melihat panorama.
Ada 3 hal yang harus yang harus diperhatikan agar perhatian mencapai hasil, yaitu :
1)        Inhibisi ialah atau melingkungi aktivitas kejiwaan.
2)        Appersepsi ialah penyempurnaan dan penyesuaian kesan yang baru dengan bantuan kesan kesan yang sudah ada.
3)        Adaptsi ialah kemampuan umum dari suatu makhluk hidup/manusia untuk menyesuaikan dengan lingkungannya.
Namun demikian ketiga syarat tersebut tidak cukup untuk mencegah supaya perhatian kita mencapai hasil. Ada 2 hal yang dapat membantu supaya perhatian mencapai hasil yaitu :
1)        Adanya perasaan tertentu pada suatu objek, karena perasaan membantu stabilitas perhatian kita.
2)        Adanya kemauan yang kuat dan kebutuhan.
b.        Hal-hal yang berhubungan dengan perhatian dalam  praktek pendidikan dan pengajaran .
1)        Dalam belajar usahakanlah anak dapat memusatkan jiwanya kepada ajaran yang sedang dipelajari.
2)        Hindarkanlah segala sesuatu yang mungkin dapat menganggu perhatian anak.
3)        Bahan pelajaran yang meningkat yang setingkat dengan kemajuan anak akan menarik perhatian.
4)        Jangan memaksa sesuatu yang menjadi perhatian guru, padahal belum tentu menarik perhatian anak.
5)        Hargailah anak dengan semestinya, termasuk apa yang menjadi perhatiannya.
6)        Bimbinglah apa yang menjadi perhatian anak.
7)        Hal-hal yang menjadi kebutuhanya/kehidupannya akan menarik perhatiannya. Maka usahakanlah bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhannya dan bawalah kedalam kegiatan-kegiatan yang sedapat mungkin sesuai dengan kehidupannya.
8)        Usahakanlah pergantian dengan selang seling, agar anak tidak mudah bosan.
9)        Hubungkanlah pelajaran yang disajikan dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya bahan-bahan pelajaran yang lain.
10)    Daya tangkap dan daya penyesuaian anak tidak sama dengan orang dewasa, maka jangan memnuntut berjalan cepat. Berilah waktu atau kesempatan secukupnya untuk anak melakukan penyesuaian diri.
2.    Depresi
       Depresi harus dibedakan dengan kesedihan yang normal dan gangguan psikiatris lainnya. Sebelum diagnosis psikiatris ditegakkan, kondisi organik yang mirip ataupun yang menimbulkan gejala-gejala psikiatris harus disingkirkan terlebih dahulu seperti gangguan organik, intoksikasi zat, ketergantungan dan abstinensi, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung, serta gangguan penyesuaian.
       Mengobati depresi anak yaitu dengan cara
       Perawatan di rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai dengan indikasi, misalnya penderita cenderung mau bunuh diri, atau adanya penyalahgunaan atau ketergantungan obat. Pada umumnya, penderita berhasil ditangani dengan rawat jalan. Sekali diagnosis depresi berat ditegakkan pada anak, psikoterapi dan medikasi merupakan terapi yang harus diberikan. Namun, pengobatan selalu bersifat individual, tergantung pada hasil pertimbangan evaluasi anak dan keluarganya, termasuk kombinasi terapi individu, terapi keluarga, serta konsultasi dengan pihak sekolah.

Pengobatan populasi depresi pada umumnya bersifat multi modal, meliputi anak, orangtua, dan sekolah untuk memperpendek episode depresi. Pada anak yang mengalami depresi, pengembangan kognitif dan emosi merupakan intervensi psikoterapetik yang harus dibangun. Beberapa pendekatan psikoterapi berbeda yang digunakan telah menunjukkan hasil, seperti:
a.         Psikoterapi perorangan (individual psychotherapy).
b.        Terapi bermain (play therapy).
c.         Terapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy).
d.        Terapi tingkah laku (behavioral therapy).
e.         Model stres hidup (life stress model).
f.         Psikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy)
g.        Lain-lain, seperti terapi kelompok (group therapy), latihan orangtua (parent training), terapi keluarga (family training), pendidikan remedial (remedial education), dan penempatan di luar rumah (out of homeplacement).
3.         Lupa
Sebagai seorang pengajar yang profesional, seorang guru harus dapat mencegah peristiwa lupa yang sering dialami oleh siswa. Menurut barlow, reber, dan anderson, kiat-kiat tersebut adalah sebagai berikut :
a.         Overlearning, artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.
b.        Extra study time adalah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi ( kekerapan ) waktu aktivitas belajar
c.         memori atau mnemonic device yang lebih sering disebut mnemonic saja berarti kiat-kiat khusus yang biasa dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi kedalam memori siswa. ragam mnemonic ini banyak ragamnya tetapi yang paling menonjol adalah rima ( rhyme ), singkatan, sistem kata pasak ( peg word system), model losai ( method of loci ), sistem kata kunci ( key word system
d.         Pengelompokan (clustering) adalah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau sangat mirip.
e.         Latihan terbagi atau distributed practice adalah latihan terkumpul (massed pratice), yang sudah dianggap tidak efektif lagi karena mendorong siswa membuat cramming, yakni belajar banyak materi dengan tergesa-gesa dalam waktu yang singkat.
f.         Pengaruh letak bersambung untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung (the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat. kata-kata yang harus diingat oleh siswa tersebut sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata lainnya yang tidak perlu diingat.
4.         Ingatan
Berhubungan adanya ingatan yang berlainan ini maka guru harus mengingat juga hal ini di dalm memberikan bahan pelajaran kepada anak – anak, terutama harus memperhatikan segi kelemahan. Usaha itu misalnya:
a.         Guru jangan terlalu cepat pada ewaktu menerangkan sesuatu bahan pelajaran Tetapi jangan pula terlalu lambat agar anak yang ingatannya cepat tidak lekas bosan.
b.        Berhubung dengan itu janganlah terlalu banyak bahan yang diberikan di dalam satu jam pelajaran. Sebab banyak berarti juga cepat.
c.         Bahan pelajaran itu harus di ulang setiap ada kesempatan. Dan harus di usahakan oleh guru agar anak – anak mengulang.
d.        Untuk mengusahakan agar bahan pelajaran tidak mudah berubah – ubah, maka pemberian pelajaran itu harus dapat memberikan:
1)        Pengamatan yang mendekati kenyataan 
2)        Memberi kasan yang dalam
5.         Pengamatan
Didalam menyajikan bahan pelajaran, guru harus berusaha supaya pengajaran itu diberikan:
a.         Dengan tidak terlalu cepat, sebab pengajaran itu harus jalas bagi anak – anak.
b.        Jangan terlalu luas bahan yang diberikan sebab yang baik ialah pengetahuan yang mendalam artinya dimengerti oleh anak.
c.         Pengajaran itu harus diragakan, artinya tidak hanya indra pendengar saja yang bekerja.
Usaha seorang guru dan orang tua yang mendapati anak yang cacat:
a.         Anak yang rabun jauh: harus didudukan didepan dan anak yang rabun dekat harus ditempatkan dibelakang.
b.        Anak yang cacat indra pendengarnya harus didudukan ditengah – tengah supaya dapat mendengar suara teman dan gurunya.




                                              BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Setiap individu manusia normal terdapat gejala-gejala kejiwaan seperti gejala pengenalan, gejala perasaan, gejala kehendak dan gejala campuran. Gejala-gejala tersebut banyak dipopulerkan oleh pakar psikolog eropa guna memudahkan orang dalam mempelajarinya.
Psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan mengkhususkan diri untuk menyelidiki atau mempelajari dan menerangkan kegiatan-kegiatan psikis atau gejala-gejala kejiwaan pada siswa dan solusinya bagi pendidikan. 

B.   Saran-Saran
1.    Kita selaku calon guru sangat perlu dan mengetahui bagaimana gejala-gejala prilaku manusia, khususnya  peserta didik  untuk mempermudah dalam proses belajar mengajar.
2.    Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar